Beberapa Kegagalan Pelaksanaan UAN 2013 dan Pantas Dibilang Gagal
            
                                          
  UN - Semua pelajar dari   SD, SMP dan SMA pasti tahu dua huruf kematian ini. Sebelumnya saya minta   maaf kepada sahabat DOI dan google karena artikel tidak berkaitan   dengan teknologi dan internet.  UN atau bahasa gaulnya Ujian Nasional   merupakan sebuah ujian penentu kelulusan ke tingkat selanjutnya. Sesuai   dengan namanya Ujian Nasional, ujian ini dilaksanakan serentak   se-Indonesia Raya. Sejak admin kelas 6 SD, ujian ini tiap tahun dilaksanakan hingga sekarang 2013. Sejak awal pelaksanaan UN   sampai sekarang, ujian ini selalu dimeriahkan dengan Bocoran, Contekan   dan Penjualan Kunci jawaban. Untuk mengurangi kemeriahan tersebut, UN   akhirnya diamandemen dari 1 paket, 4 paket dan tahun ini 20 paket.
    Munculnya Ujian Nasional ini membuat beberapa siswa stress, bukan karena tidak siap tetapi karena UN ini merupakan jalan satu-satunya untuk lulus dan naik ke tingkat selanjutnya. Di berbagai daerah nilai UN ini juga penentu masuk sekolah yang diinginkan. Jika si siswa mendapatkan nilai UN   yang bagus, maka ia berhak masuk ke sekolah yang ia inginkan. Setiap   mata pelajaran minimal menghasilkan nilai 50. Bayangkan jika si siswa   pintar Matematika, IPA, B.Inggris tetapi kurang dalam Bahasa Indonesia.   Si siswa mempunyai 2 kemungkinan, yang pertama si siswa tidak   mendapatkan sekolah yang diinginkan karena nilainya kurang oleh Bahasa   Indonesia dan yang kedua si   siswa bahkan tidak dapat naik ke tingkat selanjutnya karena nilai   Bahasa Indonesia nya kurang dari 50 walaupun nilai IPA, Matematika dan   Bahasa Inggris semuanya 100. Betapa kejamnya kebijakakan tersebut. 
    Tahun ini 2013, untuk 'melatih' kejujuran si siswa, UN diamandemen dari 4 paket hingga 20 paket super. 20 Paket maksudnya, dalam 1 kelas tidak ada siswa yang mendapatkan soal yang sama. Saat UN diamandemen menjadi 20 paket, beberapa persoalan pun banyak bermunculan. Berikut persoalan yang muncul pada UN 2013
  1. Soal Telat Datang, Jadwal UN diundur
  Oke saya perjelas lagi apa itu UN. Ujian Nasional merupakan sebuah ujian penentu kelulusan ke tingkat selanjutnya dan dilaksanakan serentak se-Indonesia Raya.   Bukan Ujian NASIONAL namanya kalau tidak serentak se-Indonesia.   Persoalan soal yang telat datang untuk beberapa provinsi ini dipenuhi   beberapa alasan, ada yang bilang kalau mobil pengirim barang tidak   terisi bensin yang cukup dan alasan yang paling utama yaitu 1 dari 6   percetakan tidak dapat mencetak soal sampai batas waktu yang ditentukan.   Saling tuduh antara kementrian dan percetakan terjadi. Maksud membuat 20 paket soal ini malah merepotkan percetakan dan kementrian itu sendiri.   20 paket soal ini bertujuan agar hasil nilai UN yang didapatkan bisa   lebih jujur, toh 20 paket soal ini membuat jadwal UN diberbagai daerah   malah diundur. Pengunduran ini dapat membocorkan isi yang ada pada soal   tersebut. So, apalah guna kalimat "DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA" pada soal UN. Penundaan ini bisa membuat siswa lebih stress.
  2. LJUN yang Tidak Berkualitas
  Dari awal masuk kelas 3, para siswa telah diajarkan untuk membulatkan   lembar jawaban yang baik dan benar. Bagaimana pembulatan dan penghapusan   yang benar telah diajarkan oleh guru. Pemberian nama dan kode soal   sudah sangat dipahami oleh siswa dan sudah cukup mahir untuk membulatkan   jawaban pada LJUN. Tapi dalam kenyataannya, LJUN itu sendiri yang membunuh siswa. Bagaimana tidak, kertas LJUN yang dipakai sangat tipis dan tidak berkualitas.   Mungkin setipis kertas koran, atau mungkin lebih tipis lagi. Apa   jadinya kalau si siswa mengerjakan nomer terakhir, salah, menghapus dan   sobek! Ulang dari awal lagi. Kertas LJUN ini juga dibekali dengan 1 cadangan   setiap kelas. Kertas soal juga menyatu dengan kertas LJUN, siswa   diharapkan untuk memotong kertas LJUN dan Soal sendiri. Beberapa siswa   mengaku kecewa pada saat memotong kertas LJUN dan soal, karena LJUN   sangat mudah sobek. Membulatkan sobek, menghapus sobek, tak sobek-sobek!   wkwk
    Persoalan yang muncul masih banyak lagi. Dari percakapan di berbagai media, Ujian Nasional ini diadakan karena ketidak percayaan pemerintah terhadap sekolah-sekolah. Lebih baik memperbaiki sekolah mulai dari guru dan kepala sekolah. Sebenarnya, guru lah yang lebih dekat dan mengetahui si siswa daripada pemerintah. Guru lah yang lebih pantas memutuskan kelulusan si siswa. Guru telah mengajarkan dan melatih siswa dalam 3 tahun dan mengetahui perkembangan siswa. Dengan adanya ujian nasional, 3 Tahun belajar di SMP dan SMA hanya ditentukan beberapa jam saja.   Barusan, di televisi percakapan antara siswa dan juru bicara kementrian   pendidikan yaitu bahwa pihak penyelenggara Ujian Nasional akan mengecek ulang   kertas LJUN yang tidak terbaca dalam komputer. "Loh, bukannya kalau   mengecek ulang itu akan merepotkan pihak penyelenggara dan bahkan akan   mengambil anggaran lagi? Kenapa tidak mengganti kertas yang lebih   berkualitas, apa salahnya mengganti kertas yang hanya diphotocopy-an 100   rupiah?". Siswa tersebut curiga, dana anggaran yang dipakai untuk LJUN lari kelain pihak karena dalam tahun sebelumnya, kertas LJUN tidak seperti ini. Kita seperti kelinci percobaan.
  Sumber : Itnet Padang | Tv Teropongku | Dunia Online Indonesia | Grbloggers | Sini Dong | Dhio89
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori  dengan judul Beberapa Kegagalan Pelaksanaan UAN 2013 dan Pantas Dibilang Gagal. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://seo-keren.blogspot.com/2013/04/beberapa-kegagalan-pelaksanaan-uan-2013.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: 
SEO Keren - Sabtu, 20 April 2013

 Home


Belum ada komentar untuk "Beberapa Kegagalan Pelaksanaan UAN 2013 dan Pantas Dibilang Gagal"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.